Natuna, Rajawalimedia.net – Di upayakan untuk memberantas pelaku ilegal fhising selalu dilakukan oleh Kementrian Kelautan dan Perikanan (KKP). Namun demikian, pelaku ilegal fishing masih tetap saja nekad memasuki perairan Indonesia bahkan merampok hasil laut Indonesia, khususnya di Laut Natuna, Kepri.
Hal ini karena Natuna diakui memiliki kekayaan alam yang sangat besar. Mulai dari kekayaan minyak bumi, sumber daya perikanan dan lainnya. Namun karena letaknya berada di perbatasan, maka wilayah tersebut sangat rawan.
Beliau memberi komentar,” Mengenai lokasi ini bersinggungan langsung dengan negara-negara tetangga, jadi sangat rawan terjadi konflik,” ucap Menteri Kelautan dan Perikanan, Wahyu Sati Trenggono.
Selanjutnya,” Tentu saja, wilayah ini menjadi perhatian khusus bagi KKP. Untuk memperkuat pengawasan di lokasi tersebut, KKP berencana akan membangun pangkalan di Natuna.
Pangkalan adalah satu tempat dan kita harus selalu ada di sana,” ujar Trenggono saat peresmian kapal di PSDKP (Pengawasan Sumber Daya Kelautan Dan Perikanan) Batam beberapa hari lalu.
Baca Berita Batam: Imigrasi Kelas 1 Batam Menghimbau Masyarakat Buat Paspor Elektronik
Trenggono mengakui,” Saat ini memang sudah ada pos satuan pengawas di wilayah Natuna. Tapi hal ini belum bisa disebut pangkalan karena sekalanya masih kecil
Rencananya kita akan membangun pangkalan di Natuna, sehingga saat ada kejadian, kita bisa bergerak cepat,” jelasnya lagi.
Dari pengamatan Trenggono,” Natuna sangat rawan pencurian ikan dari negara asing seperti Malaysia, Vietnam, China dan negara lain. Karena itu, KKP akan selalu melakulan pengawasan di wilayah tersebut, tapi tidak hanya di laut Natuna saja. Wilayah perbatasan lainnya seperti wilayah Selatan dekat Putu, Selat Malaka dan Bitung juga diperkuat,” tegasnya.
Untuk selanjutnya,” Trenggono meminta pangkalan PSDKP melalui kapal yang dimiliki agar terus melakukan pengawasan di perbatasan laut Indonesia. Pihaknya juga berkomitmen akan terus melakukan penambahan kapal dan kekuatan armada.
Luas laut Indoensia sekitar 6 juta km persegi. Kita akan terus melakukan penambahan kapal dan kekuatan armada. Disamping itu kita berkordinasi dengan Polair, Bakamla, TNI Angkatan Laut dalam menjaga seluruh sumber alam Indonesia,” ungkapnya. (Jf.Btm)