Sragen, Rajawalimedia.net – Tak melulu soal pemadaman api, petugas pemadam kebakaran Kabupaten Sragen, Jawa Tengah, ternyata juga mengerjakan kasus-kasus unik. Dalam dua bulan terakhir, sudah ada dua orang yang minta bantuan ke petugas untuk melepaskan cincin dan juga baut yang tersangkut di jari mereka. Kok bisa?
“Hari ini sekitar pukul 10.00 WIB, ada warga Kabupaten Ngawi yang mendatangi kantor kami. Bapak tersebut mengeluhkan cincin nikah di jari manisnya yang tidak bisa dilepaskan,” ujar Kepala Dinas Satpol PP Dan Pemadam Kebakaran Sragen, Heru Martono, saat dihubungi detikcom, Senin (18/1/21).
“Heru mengatakan, kondisi jari manis pria itu sudah agak membengkak sehingga cincin tersebut relatif sulit dilepaskan. Sempat meminta tolong ke tukang patri di Pasar Bunder Sragen, pria itu justru diarahkan untuk meminta bantuan petugas pemadam kebakaran.
Oleh teman-teman kemudian cincin tersebut diusahakan untuk dilepaskan. Memang agak sulit karena bahan cincin terbuat dari bahan ring tebal, sedangkan jari tangannya sudah agak bengkak,” terang Heru.
Petugas kemudian mengusahakan berbagai cara untuk melepaskan cincin tersebut. Setelah berusaha sekitar sejam, cincin tersebut berhasil dilepaskan.
“Sekitar satu jam berhasil lepas. Kita menggunakan benang untuk melepaskan cincin tersebut,” imbuhnya.
Oleh kedua orang tuanya, lanjut Heru, anak tersebut kemudian dibawa ke Damkar Sragen. Karena kondisi jari anak tersebut sudah membengkak, Damkar kemudian berkoordinasi dengan dengan petugas medis.
Baca juga :Â Ketua DPD RI: Sistem Kemitraan akan Perkuat UMKM
“Kita tangani. Namun karena menyangkut anak kecil dan kondisi jarinya sudah bengkak, kami koordinasi dengan petugas medis untuk ikut melakukan pengawasan. Teman-teman sempat kesulitan karena anak ini jarinya sudah bengkak, akhirnya baut berhasil kita lepas setelah kita gerinda pelan-pelan,” kata Heru.
Heru mengatakan, dua kasus penyelamatan tersebut membuktikan kerja Damkar tidak melulu soal pemadaman api. Pihaknya mengaku akan menerima dengan tangan terbuka siapapun yang datang untuk meminta bantuan.
“Apapun, siapapun kita siap. Kita berusaha semaksimal mungkin. Tapi kalau itu bukan tupoksi kita, kita selalu koordinasi dengan dinas terkait. Seperti yang kasus anak kecil tadi, kita sempat kesulitan karena kondisi jarinya sudah bengkak. Sehingga kita minta Dinas Kesehatan untuk turut mengawasi,” pungkas Heru. (I.W.S)