Surabaya, Rajawalimedia.net – Kehidupan jalanan sebagian orang memandang sebelah mata bahkan di cap hal negatif sepintas dekat dengan kekerasan. Anggapan itu Tidak benar bagi Franky sebagai Pengamen jalanan dari pintu ke pintu melewati dengan dendang lagu menyuarakan nyanyian berharap mendapatkan rejeki dari pemberian uang receh orang untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga, yang tinggal di daerah Dukuh Kupang samping Pasar kelurahan Dukuh Kupang Kecamatan Dukuh Pakis Kota Surabaya.
“Tidak semua benar anggapan seperti itu,karena keseharian rutinitas dilakoni walaupun seperti ini saya selalu mensyukuri menerima tulus ikhlas berusaha menjadi terbaik demi masa depan Anak anak saya” ungkapnya.
Franky setiap harinya menyusuri kampung ke kampung ,keluar masuk gang di wilayah Kota Surabaya dan sekitarnya, bahkan di warung tenda serta cafe jalanan didatangi tanpa ada rasa canggung malu,karena hidup ini adalah perjuangan panjang yang harus dijalani apapun profesi kita, manusia hanya bisa berusah berdoa tanpa putus asah. Meskipun uang recehan bagi saya merupakan tumpuan harapan untuk bisa menyambung hidup. Setiap hari tanpa mengenal lelah Panas,hujan bahkan kadang dibully juga pernah di anggap maling oleh pemilik rumah yang di datangi dengan sabar tabah tetap dijalani.
Rejeki sudah diatur dan tak mungkin tertukar besar kecilnya penghasilan dari mengamen, Pendapatan saya 50 ribu per harinya itupun kalau pas dapat kadang juga tidak sampai segitu” ungkapnya.
Biarpun seorang Pengamen jalanan Franky mempunyai kelebihan di bidang mekanik, setidaknya saya mempunyai keterampilan lain meskipun hanya tingkat dasar dalam perbaikan Otomotif khususnya sepeda motor, hal itu juga bisa menjadi bagian penompang hidup walau secara Otodidak tapi tidak kalah dengan Mekanik Bengkel lainnya.
Baca juga ;Â Bekerjasama dengan Undika, Dispendik Jatim Dorong Para Guru Belajar Animaker
Menurut Franky “Semua ini pasti akan ada perubahan ,dunia berputar Kehidupan harus terus berlangsung. apapun pekerjaan nya Franky siap melakoni asalkan tidak melanggar hukum dan tidak merugikan masyarakat. Suka duka di jalanan telah ia lakoni dari semenjak duduk di bangku SMK tahun 2012 hingga sekarang berkeluarga mempunyai dua anak umur 4 tahun setahun lebih,” Tambahnya.
Masa pandemi Covid 19 tidak menyurutkan semangat kaum underground atau orang pinggiran tabah menjalani dan selalu menerapkan protokol Kesehatan di setiap rutinitas nya sebagai pengamen dengan selalu menjaga jarak, memakai masker, mencegah lebih baik dari pada mengobati bahkan menyiapkan handsanitaser, semoga wabah Corona ini secepatnya bisa hilang dan semua aktivitas bisa kembali seperti sedia kala.(Satna)