Surabaya, Rajawalimedia.net – Kata bubur, setiap orang pasti mengenalnya. Tapi lain berbeda dengan bubur satu ini, dipertahankan mulai tahun 1990 sampai sekarang. Fatimah (75) asal Bangkalan, merantau ke Surabaya mulai tahun 1990 bersama tiga orang anak. Berjuang mencari sesuap nasi berjualan bubur keliling dari kampung ke kampung dari pagi sampai malam, penghasilan pas – pasan. hanya bisa menyambung kebutuhan sehari – hari. Kamis ( 18/2/21).
Saat ditanyai awak media Fatimah menjelaskan, “Saya merantau ke Surabaya sudah puluhan tahun, yang penting bersyukur dan berdoa. Hasil penjualan tidak seperti dulu, selama pandemi penghasilan rata-rata 30 – 50 ribu sudah bagus.” Ucapnya.
Baca juga :Â Subdit IV Tipidter Ditreskrimsus Polda Jatim, Bongkar Perdagangan Satwa Dilindungi di Medsos Facebook
Tahun moderen, Fatimah tetap masih semangat berjualan bubur dari kampung ke kampung. Berbekal keniatan tradisi tetap dipertahankan. ( Echa)